rss

Sabtu, 02 Mei 2015

Riwayat Cerita Dari Sosok KH AR Fakhruddin


Siapa yang tidak kenal dengan sosok AR Fakhruddin, sudah barang tentu jika anda aktivis muhammadiyah dan pernah bersekolah atau pernah membaca buku mengenai sejarah Muhammadiyah pasti muncul seorang AR Fakhruddin. Beliau adalah sosok yang memiliki kharismatik tersendiri dari pimpinan pimpinan sebelumnya. Beliau terkenal sosok yang sangat sederhana, tawadhu’, kocak dengan beragam humor- humor cerdasnya sehingga membuat orang seakan tak rela jika kehilangan sosok beliau. Namun, takdir Allah berkata lain beliau harus lebih dahulu meninggalkan kita.
Walaupun, sudah lebih dahulu meninggalkan kita tentu ada beberapa sisa- sisa kenangan beliau yang masih terekam di kepala orang- orang yang pernah bersingunggan langsung dengan beliau. Saya mungkin, adalah salah satu orang yang mendapatkan riwayat cerita dari beliau. Cerita ini saya dapatkan dari seorang senior alumni Madrasah Muallimin yakni ust Khoiruddin Bashori dan Ust Muhammad Ikhwan Ahada.
Sore itu tepat hari kamis di penghujung bulan mei tahun 2015 diadakan kumpul silaturahmi KABAMMMA ( Keluarga Besar Abiturient Madrasah Muallimin- Muallimaat) di rumah Ust Irud panggilan akrab dari Ust Khoiruddin Bashori. Kebetulan sore itu pula Allah menurunkan rezekinya berupa hujan. Kami bertiga bersama saya, Royyan (penulis kesempatan kedua), dan wildan dengan bermodalkan motor dan jas hujan kami menembus derasnya hujan kala itu. Sesampainya di rumah ust Irud ternyata kami sudah disambut oleh tuan rumah dan tanpa kami sadari juga ternyata dua orang kawan kami telah hadir di lokasi. Padahal kami sangka kamilah yang pertama hadir di rumah ust Irud. Kemudian kami pun langsung diarahkan ust Irud untuk masuk ke dalam rumah menikmati hidangan yang telah disiapkan untuk para tamu. Begitu lama, kami ditumah beliau sambil membicarakan mengenai masterplan mengenai pembangunan gedung UMP (Universitas Muhammadiyah Pontianak) dan tidak sedikit pula kami membicarakan masalah mengenai almamater tercinta yakni Madrasah Muallimin. waktu berjalan dengan begitu cepat tanpa terasa waktu maghrib pun telah tiba. Kebetulan dalam kesempatan ini saya (penulis) sedang melakukan ibadah puasa senin kamis. Jadi praktis ketika kita berbicara ngalor ngidul menganai muallimin saya belum bisa merasakan nikmatnya hidangan yang disajikan. Ketika adzan telah berkumandang alhmdulillah puji sykur Allah saya dapat berbuka. Setelah berbuka, saya dan teman- teman langsung diajak untuk menegakkan sholat berjamaah dengan ust Irud. Setelah kami selesai wudhu, kami sholat di ruangan tengah rumah beliau.
Dengan spontan beliau langsung menunjuk saya untuk menjadi seorang Imam. Menjadi imam kali ini tidak biasa saya lakukan karena yang dibelakan saya adalah seorang tokoh, public figure dengan kesederhanaanya. Berdebar debar itu pasti serasa mulut ini kelu untuk mengucap setiap ayat- ayat Allah karena mungkin rasa grogi itu datang secara tiba- tiba. Setelah sholat maghrib berjamaah selesai tanpa sadar pun dibelakang saya telah berdiri seorang ust Ikhwan Ahada direkur Muallimin 2010-2014. Wah, grogi ini semakin menjadi jadi. Kemudian setelah itu ust Irud Pun berkata “Tadi, yang puasa sudah saya suruh menjadi Imam sekarang pak direktur (Ust Ikwan) monggo silahkan memberikan kultumnya!”. Dalam hati saya berujar “mantap ini sudah agak lama saya tidak mendengar beliau (ust Ikwan Kultum)”. Dalam kultum tersebut ust Ikwan menjelaskan surat yunus ayat 110

101.  Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman".

Sangat santun sekali bahasa yang beliau gunakan untuk menyampaikan. Setelah beliau selesai berkultum. Kemudian ust Irud berkomentar “Apa yang saya lakukan ini seperti apa yang dilakukan ketika saya bertamu ke rumah pak AR. Jadi dahulu pak AR selalu menyuruh untuk menjadi Imam bagi siapa saja yang bersilaturahmi ke rumah beliau. Kiranya pak AR melihat tamunya ini kok terlihat bagus dari segi keilmuan maka, beliau pun tak segan untuk menyuruh sang tamu berbagi ilmu melalui sebuah kultum dan saya pun pernah mendapatknan hal tersebut ketika beliau masih hidup tanpa tangung- tanggung ketika sholat maghrib saya langsung ditunjuk menjadi Imam dan kultum, wah, ya bagaimana lagi saya mau menolak dengan rasa grogi saya pun maju jadi Imam sekaligus kultum di depan pak AR.”  Dari pernyataan beliau ini saya menilai bahwa kebiasaan baik dari seorang tokoh pasti kebiasaan tersebut akan ditiru oleh tokoh- tokoh yang lahir generasi setelahnya. Ini adalah termasuk salah satu bentuk penghormatan terhadap tamu yang ust Irud adopsi dari kebiasaan pak AR. Apalagi melihat tamu yang hadir di rumah beliau kiranya tidak diragukan lagi ketika diminta untuk menjadi Imam dan Kultum ba’da sholat.
Setelah ust Irud berkomentar dan bercerita demikian ternyata Ust Ikhwan juga memiliki kenangan yang sama dengan ust Irud. Ust Ikhwan pun juga pernah bertamu ke rumah pak AR kemudian beliau juga diminta untuk menjadi Imam sekaligus Kultum ba’da Maghrib.

Banner Nge-Blog

3 komentar:

Unknown on 2 Mei 2015 pukul 20.19 mengatakan...

Keren bro,,, ditunggu tokoh2 lainnya

Unknown on 2 Mei 2015 pukul 21.06 mengatakan...

Masyaa Allah perjalanan yang sangat menajubkan dan sebuah kisah yang bersejarah dalam kehidupan ini semoga engkau diberikan jalan yang lurus
Barakallahu fiikum

Rheza's Blog on 3 Mei 2015 pukul 11.51 mengatakan...

amiin dunia ini luas bro insyaAllah saya dan anda sekalian akan menemui suatu hal baru dalam kehidupan ini


Posting Komentar

Translator

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : BTF

Iklan


Masukkan Code ini K1-78D4D1-B
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

Suported By

Guest book

Tukar Link



Copy kode di bawah masukan di blog anda, saya akan segera linkback kembali

Kolom blog tutorial

 

Pengikut

Ayo Bikin Pusing Pinguin!